Hewan Burung Tekukur, juga dikenal sebagai burung terkukur atau “spotted dove” dalam bahasa Inggris, adalah salah satu burung yang sering dijumpai di kawasan pedesaan dan perkotaan di Indonesia. Suara kicauannya yang lembut dan mendayu membuatnya populer sebagai burung peliharaan.
Deskripsi Fisik
Burung tekukur memiliki tubuh yang relatif kecil hingga sedang dengan panjang sekitar 30 cm. Bulu mereka umumnya berwarna cokelat kemerahan dengan bercak-bercak hitam pada bagian leher, yang menjadi ciri khas utama. Bagian dada dan perut berwarna lebih terang, sedangkan sayap dan ekor berwarna lebih gelap. Paruhnya pendek dan berwarna hitam, sesuai dengan kebiasaan makannya yang tidak terlalu membutuhkan paruh yang panjang.
Habitat dan Sebaran
Burung tekukur dapat ditemukan di berbagai habitat, termasuk hutan, kebun, lahan pertanian, dan taman-taman kota. Mereka tersebar luas di seluruh wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Burung ini juga berhasil beradaptasi dengan baik di lingkungan perkotaan.
Perilaku dan Kebiasaan
Burung tekukur dikenal dengan suara kicauannya yang khas dan mendayu, sering kali terdengar saat pagi dan sore hari. Mereka adalah burung yang pemalu dan sering terlihat berpasangan atau dalam kelompok kecil. Burung tekukur adalah pemakan biji-bijian, serangga kecil, dan buah-buahan. Mereka sering mencari makanan di tanah, mematuk-matuk untuk menemukan biji atau serangga yang tersembunyi.
Reproduksi
Musim berkembang biak burung tekukur berlangsung sepanjang tahun, dengan puncaknya pada musim hujan. Mereka membuat sarang sederhana dari ranting dan rumput, yang ditempatkan di semak-semak atau pohon rendah. Betina biasanya bertelur 2 butir telur yang berwarna putih, dan kedua induk bergantian mengerami telur tersebut selama sekitar 14 hari hingga menetas. Anakan burung tekukur akan tetap berada di sarang dan dirawat oleh induknya hingga cukup besar untuk terbang.
Peran dalam Ekosistem
Sebagai pemakan biji-bijian dan serangga, burung tekukur membantu dalam penyebaran benih dan pengendalian populasi serangga. Kehadiran mereka di taman-taman dan kebun juga menambah keindahan dan keanekaragaman hayati di lingkungan tersebut.
Tantangan dan Konservasi
Meskipun burung tekukur belum terancam punah, mereka tetap menghadapi berbagai ancaman seperti hilangnya habitat akibat urbanisasi dan penggunaan pestisida di lahan pertanian. Selain itu, perburuan liar untuk dijadikan peliharaan juga dapat mengurangi populasi liar mereka. Penting untuk menjaga habitat alami mereka dan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya di pertanian.
Penutup
Burung tekukur adalah salah satu burung yang familiar di lingkungan kita, dikenal dengan kicauan yang mendayu dan peran pentingnya dalam ekosistem. Upaya konservasi sederhana seperti menjaga kebersihan lingkungan dan menanam pohon dapat membantu memastikan burung tekukur tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.